Salah satu dari
lima rukun Islam adalah Shalat. Shalat ialah berhadap hati kepada Allah SWT
sebagai ibadah, yang diwajibkan atas tiap-tiap orang Islam (shalat wajib) baik
laki-laki maupun perempuan berupa perbuatan/perkataan dan berdasarkan atas syarat-syarat
dan rukun tertentu, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam.
Adapun yang
menjadi shalat wajib bagi seorang muslim adalah shalat lima waktu yang
dikerjakan sebanyak lima kali sehari dalam waktu-waktu tertentu. Kecuali
berhalangan oleh sebab-sebab tertentu yang dibenarkan oleh agama, selebihnya
Shalat Wajib tidak boleh ditinggalkan oleh Muslim yang telah pubertas. Shalat
Wajib terdiri atas; Shalat Subuh (2 raka’at), Shalat Dzuhur (4 raka’at), Shalat
Ashar (4 raka’at), Shalat Maghrib (3 raka’at), dan Shalat ‘Isya (4 raka’at).
Waktu Mengerjakan Shalat
Waktu shalat
berbeda-beda pada setiap tempat atau wilayah, bahkan perbedaan ni juga terasa
dari waktu ke waktu sebab waktu shalat berkaitan dengan peredaran semu matahari
terhadap bumi. Untuk menentukan waktu shalat diperlukan letak geografis, waktu
(tanggal), dan ketinggian.
Shalat Subuh;
dimulai sejak munculnya fajar shaddiq, yaitu cahaya putih yang melintang di
ufuk timur sampai ketika matahari terbit. Untuk di Indonesia menurut WIB kira-kira
sekitar pukul +30-05.30 WIB.
Shalat Dzuhur;
dimulai jika matahari telah condong ke arah barat sampai tiba waktu Ashar.
Untuk di Indonesia menurut WIB kira-kira sekitar pukul +00-14.30 WIB.
Shalat Ashar;
diawali ketika kita meletakkan benda dan bayangannya lebih panjang dari benda
itu sendiri (dalam Mazhab Hanafi jika panjang bayangan dua kali panjang benda),
berakhir ketika matahari terbenam. Untuk di Indonesia menurut WIB kira-kira
sekitar pukul +00-17.30 WIB.
Shalat Maghrib;
dimulai sejak terbenamnya matahari sampai masuk waktu ‘Isya. Untuk di Indonesia
menurut WIB kira-kira sekitar pukul +00-19.30 WIB.
Shalat ‘Isya;
dimulai sejak hilangnya cahaya merah (syafaq) di barat sampai terbit fajar
shaddiq esok pagi. Untuk di Indonesia menurut WIB kira-kira sekitar pukul
+00-04.00 keesokan paginya.
Syarat – Syarat Shalat
· Beragama Islam.
· Sudah baligh dan berakal.
· Suci dari hadast atau najis.
· Suci seluruh anggota badan, pakaian,
dan tempat.
· Menutup aurat; laki-laki auratnya
antara pusar sampa lutut, sedangkan wanita auratnya seluruh anggota badan
kecuali muka dan kedua telapak tangan.
· Telah masuk waktu yang sudah
ditentukan untuk masing-masing shalat.
· Menghadap kiblat.
· Mengetahui mana yang rukun dan mana
yang sunnat.
Rukun Shalat
· Membaca niat
· Takbiratul ihram.
· Berdiri tegak bagi yang mampu, boleh
sambil duduk atau berbaring bagi yang sedang sakit.
· Membaca surah Al-Fatihah pada
tiap-tiap raka’at.
· Ruku’ dengan thuma’ninah.
· I’tidah dengan thuma’ninah.
· Sujud dengan kali dan thuma’ninah.
· Duduk antara dua sujud dengan
thuma’ninah.
· Duduk tasyahud akhir dengan
thuma’ninah.
· Membaca tasyahud akhir.
· Membaca shalawat Nabi pada tasyahud
akhir.
· Membaca salam yang pertama.
· Tertib; berurutan dalam mengerjakan
rukun-rukun shalat.
Yang Membatalkan Shalat
· Bila sala satu syarat atau rukunnya
tidak dikerjakan atau sengaja tidak dikerjakan.
· Terkena najis yang tidak dimaafkan.
· Terbuka auratnya.
· Berkata-kata dengan sengaja walau
hanya satu huruf tapi yang memberi pengertian.
· Mengbah niat; misalnya ingin
memutuskan shalat.
· Makan atau minum saat shalat walau
hanya sedikit.
· Tertawa terbahak-bahak.
· Membelakangi kiblat.
· Mendahului imamnya dua rukun (jika
shalat berjamah).
· Murtad (keluar dari Islam).
· Menambah rukun yang berupa perbuatan
seperti ruku’ dan sujud.
· Bergerak berturut-turut tiga kali
seperti melangkah atau berjalan dengan sengaja.
Sunnat Dalam Mengerjakan Shalat
1.
Sunnat Hai’at
Sunaat
Hai’at ialah apabila tidak dikerjakan, tertinggal, atau tidak diinginkan untuk
melakukannya tidak perlu melakukan sujuh sahwi.
· Mengangkat
kedua belah tangan ketika takbiratul
ihram,
ketika ruku’, dan ketika berdiri dari ruku’.
· Meletakkan
telapak tangan yang kanan diatas tangan kiri ketika bersidekap.
· Membaca
do’a iftitah setelah takbiratul ihram.
· Membaca
ta’awwudz ketika hendak membaca Al-Fatihah.
· Membaca
“Aamiin” setelah selesai membaca Al-Fatihah.
· Membaca
surat Al-Qur’an pada dua raka’at pertama sehabis membaca Al-Fatihah.
· Mengeraskan
bacaan surat Al-Alfatihah dan surat Al-Qur’an pada raka’at pertama dan kedua
pada shalat Maghrib, ‘Isya, dan Subuh; kecuali
makmum.
· Membaca
takbir ketika gerakan naik turun.
· Membaca Sami’ Allaahu
liman hamidah ketika bangkit
dari ruku’ dan membaca Rabbanaa
lakal hamdu ketika I’tidal.
· Meletakkan
telapak tangan di atas paha pada waktu duduk bertasyahud awal dan akhir dengan membentangkan
yang kiri dan menggenggam yang kanan kecuali jari telunjuk.
· Duduk
iftirasy (duduk dengan menegakkan kaki kanan dan membentangkan kaki kiri
kemudian menduduki kaki kiri tersebut) dalam duduk dalam shalat.
· Duduk
tawwaruk (simpuh) pada waktu duduk tasyahud akhir.
· Membaca
salam yang kedua.
· Memalingkan
muka ke kanan dan kiri masing-masing ketika mengucap salam.
2.
Sunnat Ab’adh
Yakni
sunnat dalam shalat yang apabila ditinggalkan makan disunnatkan untuk
menggangantinya dengan sujud sahwi. Cara melakukan sujud sahwi adalah dengan
dua kali sujud sebagaimana sujud biasa, dilakukan sebelum salam.
· Membaca
tasyahud awal
· Membaca
shalawat pada tasyahud awal
· Membaca
shalawat atas keluarga Nabi Muhammad SAW pada tasyahud akhir
· Membaca
do’a Qunut pada shalat Subuh
Makruh Shalat
· Menaruh telapak tangan di dalam
lengan baju ketika takbiratul ihram, ruku’, dan sujud.
· Memejamkan mata.
· Menutup mulutnya rapat-rapat.
· Memalingkan muka ke kiri dan kanan
(tengok sana sini)
· Menengadah ke langit.
· Kepalanya terbuka.
· Bertolak pinggang.
· Menahan hadast.
· Meludah
· Mengerjakan shalat di atas kuburan.
· Melakukan hal-hal yang dapat
mengurangi kekhusyuk’an shalat.
Perbedaan Shalat Laki-laki dan Perempuan
Laki-laki
1.
Auratnya antara
pusar sampai lutut.
2.
Merenggangkan
kedua siku tangan dari kedua lambung saat ruku’ dan sujud.
3.
Saat ruku’ dan
sujud mengangkat pertunya dari kedua paha.
4.
Menyaringkan
suara bacaannya.
5.
Bila terdapat
kesalahan maka menegur imam dengan ucapan tasbih Sunhaanallah.
Perempuan
1.
Auratnya
seluruh tubuh kecuali muka dan kedua telapak tangan.
2.
Merapatkan satu
anggota tubuh kepada anggota tubuh lainnya.
3.
Saat ruku’ dan
sujud meletakkan perut pada kedua paha.
4.
Merendahkan
suara bacaan di hadapan laki-laki yang bukan muhrim.
5. Bila
terdapat kesalahan maka menegur imam dengan tepuk tangan; yaitu telapak tangan
kanan dipukulkan ke punggung tangan yang kiri.
Tata Cara Mengerjakan Shalat Serta
Bacaannya
1.
Berdiri tegak menghadap kiblat dan sambil mengucap niat untuk
mengerjakan shalat. Niat shalat adalah sesuai dengan shalat yang sedang dikerjakan;
·
Niat Shalat Subuh :
“Ushalli fardhas subhi rak’ataini
mustqbilal qiblati adaa-an (ma’mumam/imaaman) lillaahi ta’aalaa. Allaahu
akbar.”
Artinya:
“Aku niat
shalat fardhu subuh dua raka’at menghadap kiblat (sebagai ma’mum/sebagai imam)
karena Allah Ta’ala. Allah Maha Besar.”
·
Niat Shalat Dzuhur :
“Ushalli fardhadz dzuhri arba’a
raka’aatin mustqbilal qiblati adaa-an (ma’mumam/imaaman) lillaahi ta’aalaa.
Allaahu akbar.”
Artinya:
“Aku niat shalat fardhu dzuhur empat
raka’at menghadap kiblat (sebagai ma’mum/sebagai imam) karena Allah Ta’ala.
Allah Maha Besar.”
·
Niat Shalat Ashar :
“Ushalli fardhal ashri arba’a
raka’aatin mustqbilal qiblati adaa-an (ma’mumam/imaaman) lillaahi ta’aalaa.
Allaahu akbar.”
Artinya:
“Aku niat shalat fardhu ashar empat raka’at
menghadap kiblat (sebagai ma’mum/sebagai imam) karena Allah Ta’ala. Allah Maha
Besar.”
·
Niat Shalat Maghrib :
“Ushalli fardhal maghribi arba’a
raka’aatin mustqbilal qiblati adaa-an (ma’mumam/imaaman) lillaahi ta’aalaa.
Allaahu akbar.”
Artinya:
“Aku niat shalat fardhu maghrib tiga
raka’at menghadap kiblat (sebagai ma’mum/sebagai imam) karena Allah Ta’ala.
Allah Maha Besar.”
·
Niat Shalat ‘Isya :
“Ushalli fardhal ‘Isyaa-i raka’aatin
mustqbilal qiblati adaa-an (ma’mumam/imaaman) lillaahi ta’aalaa. Allaahu
akbar.”
Artinya:
“Aku niat
shalat fardhu ‘isya empat raka’at menghadap kiblat (sebagai ma’mum/sebagai
imam) karena Allah Ta’ala. Allah Maha Besar.”
2.
Kemudian takbiratul ihram (mengangkat kedua tangan sambil membaca:
Allaahu akbar (Allah Maha Besar).
3.
Kemudian kedua tangan disedekapkan pada dada dan membaca do’a
iftitah:
للهُ اَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرً وَسُبْحَانَ
اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً. أِنِّ وَجَّهْةُ وَجْهِيَ ِللذِيْ فَطَرَالسَّمَوَاتِ
وَاْلآَرْضَ حَنِيِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ. إِنَّ
صَلاَتِيْ وَنُسُكِيْ وَمْحْيَايَ وَمَمَاتِيْ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
لاَشَرِيْكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
Artinya:
“Allah Maha Besar, Maha Sempurna kebesaran-Nya. Segala puji bagi
Allah, pujian yang sebanyak-banyaknya. Dan Maha Suci Allah sepanjang pagi dan
petang. Kuhadapkan wajahku kepada zat yang telah menciptakan langit dan bumi
dengan penuh ketulusan dan kepasrahan dan aku bukanlah termasuk orang-orang
yang musyrik. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku semuanya
untuk Allah, penguasa alam semesta. Tidak ada sekutu bagi-Nya dan dengan
demikianlah aku diperintahkan dan aku termasuk orang-orang islam.”
Dilanjutkan
dengan membaca surat Al-Fatihah:
Dilanjutkan
dengan membaca salah satu surah pendek atau ayat-ayat dalam Al-Qur’an.
4. Ruku’
Selesai membaca surat, lalu kedua tangan diangkat setinggi telinga
dan membaca Allaahu akbar, kemudian badan dibungkukkan, kedua tangan memegang
lutut dan ditekankan. Usahakan antara punggung dan kepala supaya rata.
Setelah sempurna, kemudian membaca:
“Subhaana rabbiyal ‘adziimi wa bihamdih”. (3x)
Artinya:
“Maha Suci
Tuhanku Yang Maha Agung serta memujilah aku kepada-Nya.” (3x)
5.
I’tidal
Setelah ruku’,
kemudian bangkit tegak dengan mengangkat kedua tangan setinggi telinga sambil
membaca:
“Sami’allaahu
liman hamidah.”
Artinya:
“Allah mendengar orang yang memuji-Nya.”
Setelah berdiri tegak lalu membaca:
“Rabbanaa lakal hamdu mil’us samaawati wa mil ‘ulardhi wa mil
‘umaasyi’ta min syai’in ba’du.”
Artinya:
“Ya Allah
Tuhan Kami. Bagi-Mu segala puji, sepenuh langit dan bumi dan sepenuh barang
yang Engkau kehendaki sesudah itu.”
6.
Sujud
Selesai I’tidal lalu sujud; dengan meletakkan dahi di alas shalat.
Ketika turun, yaitu dari berdiri i’tidal ke sujud sambil memabca Allahuu akbar.
Dan saat sujud membaca tasbih:
“Subhaana
rabbiyal a‘laa wa bihamdih.” (3x)
Artinya:
“Maha Suci Allah, serta memujilah aku kepada-Nya.”
7.
Duduk di antar dua Sujud
Setelah sujud lalu bangun untuk duduk sambil membaca Allaahu akbar,
dan saat duduk membaca:
“Rabbighfirlii warhamnii wajburnii warfa’nii warzuqnii wahdinii
wa’aafinii wa’fu ‘annii.”
Artinya:
“Ya Allah,
ampunilah dosaku, belas kasihanilah aku dan angkatlah derajatku dan ebrilah
rezeki kepadaku, dan berilah aku petunjuk, dabn berilah kesehatan bagiku dan
berilah ampunan kepadaku.”
8.
Sujud Kedua
Sujud kedua, ketiga, dan keempat dikerjakan seperti sujud pertama
baik cara maupun bacaannya.
9.
Tasyahud Awal
Pada raka’at
kedua (jika kita Shalat kecuali shalat Subuh), kita duduk membentuk tasyahud
awal dengan sikap kaki kanan tegak dan kaki kiri diduduki sambil membaca
tasyahud awal:
اَلتَّحِيَّاتُ
الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ ِللهِ، السَّلاَمُ عَلَيْكَ اَيُّهَا
النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ، السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِاللهِ
الصَّالِحِيْنَ، أَشْهَدُ اَنْ لآ إِلَهَ إِلاَّاللهُ وَاَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
رَسُوْلُ اللهُ، اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ،
Artinya:
“Segala
kehormatan, keberkahan, rahmat dan kebaikan adalah milik Allah. Semoga
keselamatan, rahmat Allah dan berkah-Nya (tetap tercurahkan) atas mu, wahai
Nabi (Muhammad). Semoga keselamatan (tetap terlimpahkan) atas kami dan atas
hamba-hamba Allah yang saleh. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah.
Dan aku bersaksi bahwa muhammad adalah utusan Allah. Ya Allah, limpahkanlah
rahmat kepada Nabi Muhammad.”
Selesai Tahiyat
Awal, lalu berdiri kembali dengan mengangkat kedua tangan setinggi telinga
sambil membaca Allaahu akbar untuk mengerjakan raka’at ketiga (cara-caranya
sama seperti raka’at pertama (tanpa dimulai membaca do’a Iftitah dan sesudah
membaca surat Al-Fatihah tidak membaca surat pendek maupun ayat-ayat
Al-Qur’an).
Selesai raka’at ketiga, langsung mengerjakan raka’at keempat
(cara-caranya sama seperti raka’at kedua, hanya saja setelah sujud terakhir
(sujud kedua) lalu duduk kaki bersilang (tawarruk) atau tahiyat akhir.
10.
Tahiyatul Akhir
Cara duduknya; usahakan pantat menempel di alas shalat dan kaki
kiri dimasukkan ke bawah kaki kanan. Jari-jari kaki kanan tetap menekan ke kiri
alas shalat. Bacaan tahiyat akhir sama seperti bacaan tahiyat awal ditambah
dengan bacaan berikut ini:
“Wa ‘alaa aali sayyidinaa muhammad.”
Artinya:
“Ya Allah, limpahkanlah rahmat atas keluarga Nabi Muhammad SAW.”
Disunatkan
membaca Shalawat Ibrahimiyah :
كَمَا
صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ
وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا
بَرَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ
فِى الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
Artinya:
“Sebagaimana pernah Engkau beri rahmat kepada Nabi Ibrahim dan
keluarganya. Dan limpahilah berkah atas Nabi Muhammad beserta para keluarganya.
Sebagaimana Engkau memberi berkah kepada Nabi Ibrahim beserta keluarganya. Di
seluruh alam semesta Engkaulah Yang Terpuji dan Maha Mulia.”
11.
Salam
Selesai tahiyat akhir, kemudia salam dengan menengok ke kanan dan
ke kiri sambil membaca:
“Assalaamu’alaikum
warahmatullaahi wabarakaatuh.”
Artinya:
“Keselamatan dan
rahmat Allah semoga tetap pada kamu sekalian.”
Pada waktu salam pertama kita terlebih dahulu menengok ke sebelah
kanan, baru ke sebelah kiri. Dengan salam, berarti shalat kita telah selesai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar