PENDIDIKAN Yang Berbudaya
By: Khoiruzadi
TIDAK terasa Republik Indonesia sudah berusia 71 tahun. Sebuah
perjalanan panjang bangsa. Membangun kejayaan bangsa yang semakin lama semakin
redup tergerus arus globalisaasi. Jati diri bangsa semakin luntur. Perubahan
terjadi di segala bidang termasuk pendidikan. Jika
kita tidak mampu mengelola perubahan itu dengan baik, maka secara otomatis kita
akan terpengaruh. Perubahan tersebut adalah mengenai tujuan pendidikan kita.
Pendidikan di Indonesia atau yang biasa disebut Pendidikan
Nasional merupakan pendidikan berwawasan pancasila yang berakar pada nilai
agama, budaya dan peka terhadap perkembanagan zaman. Sebagaimana tercantum
dalam UU sistem Pendidikan Nasional Nomor 2 tahun 2003 bahwa fungsi pendidikan
nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak, serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman,
bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga Negara yang demokratis serta tanggung jawab.
Sedangkan menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan
merupakan upaya untuk memajukan perkembangan budi pekerti yang terintegrasi
(batin, intelegensi, dan tubuh) untuk memajukan kesempurnaan hidup selaras alam
dan masyarakat. Di sini dapat dimengerti bahwa pendidikan dan kebudayaan
merupakan dua mata rantai yang tidak bisa dipisahkan.
Tetapi pada kenyataannya, pendidikan selalu dikaitkan
dengan keberhasilan dan kesuksesan. Orang berlomba-lomba untuk menempuh
pendidikan yang tinggi untuk mencari pekerjaan yang layak. Punya rumah besar,
mobil mewah dan harta melimpah. Agaknya ini yang membuat karakter bangsa mulai
luntur. Mereka mengagung-agungkan kecerdasan yang mereka miliki. Mereka
menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Tak jarang kita
temui para elite politik dan cendikiawan melakukan korupsi dengan sadar dan
tanpa malu sedikit pun.
Lalu apa yang salah dari bangsa Indonesia? Secara umum
tampaknya tidak ada masalah bahkan bangsa ini cukup banyak menampilkan orang
orang yang cerdik dan pandai. Manusia Indonesia tidak bermasalah dengan IQ dan
otaknya, tetapi tampaknya tidak demikian dengan hati nurani yang mencerminkan
karakter dan jati dirinya. Karakter bangsa Indonesia yang terkenal ramah tamah,
sopan santun dan gotong royong berubah menjadi penampilan preman yang bengis
dan beringas yang tega pada sesamanya, yang tidak peduli lagi dengan nasib
bangsanaya.
"When Character is lost,
everything is lost," demikianlah pesan pepatah bijak, bahwa korupsi
di negeri ini bukan dilakukan oleh mereka yang tidak berpendidikan, bukan pula
oleh mereka yang tidak beragama, dan bukan pula oleh mereka yang tidak
mempunyai kedudukan, tetapi oleh mereka yang tidak mempunyai karakter lagi.
Pendidikan boleh tinggi, kedudukan boleh terhormat, tetapi apabila mereka tidak
mempunyai karakter yang baik, maka akan menjadi sia-sia.
Pendidikan di Indonesia adalah pendidikan yang berbudaya,
bukan pendidikan yang kapitalis. Pendidikan di Indonesia mencetak generasi yang
cerdas dan mempunyai karakter yang baik. Tujuan pendidikan kita adalah
membudayakan manusia. Maka, tujuan pendidikan nasional memang tidak bisa tidak
adalah untuk membudayakan manusia Indonesia sesuai dengan nilai nilai budayanya
sendiri, sesuai dengan karakter dan jati dirinya.
Pendidikan yang berbudaya sebaiknya diterapkan sejak
dini, ketika anak mulai masuk sekolah dasar. Pendidikan yang berbudaya
bertujuan untuk membentuk karakter sejak dini. Pendidikan yang berbudaya misalnya
mengajarkan pendidikan karakter yang baik. Nilai-nilai
pendidikan karakter tersebut adalah jujur, religius, toleransi, disiplin, kerja
keras, kreatif, mandiri, demoktratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan,
cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai,
gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Sehingga,
dengan adanya pendidikan berbudaya, diharapkan dapat mencetak generasi yang
cerdas dan mempunyai watak baik serta berakhlakul karimah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar