menu

Selasa, 27 Desember 2016

Biografi Maulana Ainul Yaqin

Assalamualaikum Wr. Wb...

Nama                           : Maulana Ainul Yaqin
Nama Tren                  : Lana, Maul, Yaqin, May, Nana, Abang Lana, Abang Nana
TETALA                     : Pekalongan, 10 Mei 1996
Alamat                        : Jl. K.H. Asya’ari Setono Gang 3 Timur No. 1 Rt:001 Rw: 004 Pekalongan Jawa Tengah Indonesia
Email                          : maulanaainulyaqin69@gmail.com
Facebook                    : Maulana Ainul Yaqin
Hobi                            : Kuliner, jalan”, Olahraga
Golongan Darah         : O
Tinggi Badan              : 177 (umur 20)
Berat Badan               : 73 (umur 20)
No. Hp                        : 085842565569 (saat ini)
Nama Ayah                : Muslikhin Katani
Nama Ibu                    : Nur Laelatul Badriyah
Motto Hidup              : Seribu Satu Jalan maka Jangan kauberputus Asa
Pesan                          : Marah, Nafsu, Emosi itulah musuhmu yang harus kamu kalahkan
Riwayat Pendidikan   :
1.      TK ABA Setono Pekalongan                                Tahun 2001/2002
2.      SDI Setono 01 Pekalongan                                   Tahun 2007/2008
3.      SMP N 07 Pekalongan                                          Tahun 2010/2011
4.      SMK Muhammadiyah Pekalongan                       Tahun 2013/2014
5.      IAIN Pekalongan                                                  Sekarang…
Peng. Organisasi         :
1.      Ketua HMPS PAI STAIN Pekalongan                 Periode 2015/2016
2.      Anggota IPNU Ranting Setono                            Periode 2015/2017
3.      Wakil Ketua RaTar PMII STAIN Pekalongan     Periode 2016/2017
4.      Ketua BEM F IAIN Pekalongan                          Periode 2016-2017


Profil HMPS PAI STAIN Pekalongan


HIMPUNAN
MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 
( HMPS PAI )

Pengetahuan yang tak di dasari dengan kecerdasan afektif dan psikomotorik adalah hal yang tabu. Mengapa bisa dikatakan tabu??? Untuk kalangan kita yang biasa di panggil sebagai status Mahasiswa, pengetahuan merupakan hal yang biasa di dapat di bangku perkuliahan. Tak lain dan tak bukan misalnya dalam pembuatan makalah, presentasi serta tugas, itu semua hal yang biasa dilakukan sehari-harinya.
Namun, hakikat sebagai Mahasiswa bukan hanya soal itu saja yang katanya menjadi mahasiswa kuliah pulang kuliah, pulang kuliah perpustakaan.. yess. Itu sangat menentukan sekali akademis dengan IPK Cumlaude. Bagi mereka adalah hal yang mudah untuk meraih itu. Sayangnya, apa kita setelah lulus dan ipk cumlaude itu sudah pasti menentukan kita untuk diterima di dunia pekerjaan. Tentunya itu bukan hal yang sangat penting bagi di terima atau tidaknya di dunia kerja, meskipun sedikit banyak ada yang memprioritaskan.
Mahasiswa merupakan agen perubahan. Yess.. agent of changes bagi lingkungan kampus atau masyarakat. Mengapa seperti itu?? Ya,, karena kita adalah pembawa inspirasi bagi mereka yang pada dasarnya kurang mengetahui hal-hal yang seharusnya perlu di ubah, baik itu fikiran ataupun tindakan yang tentunya membawa arus yang lebih baik.
Sekilas  tentang HMPS PAI..........
HMPS PAI merupakan organisasi kemahasiswaan yang bertujuan sebagai wadah aspirasi mahasiswa PAI dalam membangun citra diri dariprogram studi PAI yang sesuai dengan tuntutan zaman. Organisasi ini berdiri pada tanggal 14 februari 2010. Sebelumnya juga sempat berdiri HMPS D2 PAI karena dahulu ada Program Studi Diploma2 PAI di STAIN Pekalongan, ketika Prodi tersebut di hapuskan maka HMPS nya pun ikut di hapuskan. Karena keberadaan HMPS bergantung dari Program Studinya. Sejak awal berdiri Program Studi Strata1 PAI, Mahasiswa PAI berada dalam naungan HMJ Tarbiyah, karena pada waktu itu Program Studi PBA belum muncul, maka HMJ Tarbiah di rasa cukup sebagai wadah mahasiswa PAI.

Kemudian semenjak munculnya Program Studi Pendidikan Bahasa Arab dan di susul berdirinya HMPS PBA pada bulan Februai 2010, maka pada bulan yang sama mahasiswa PAI yang di motori sahabat Abdul Adhim dan kawan-kawan melaksanakan musyawarah dalam rangka pembentukan suatu organisasi sebagai wadah bagi mahasiswa PAI secara khusus dengan diikuti perwakilan dari seluruh kelas Program Studi PAI angkatan 2010 dan perwakilan dari HMJ Tarbiyah serta HMPS PBA pada tanggal 14 februari 2010. Akhirnya dalam musyawarah tersebut memutuskan Sahabat Abdul Adhim sebagai ketua pertama Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam. Namun organisasi ini baru di sahkan pada tanggal 10 juni 2011 dengan surat keputusan nomor : Sti.20/C-II/PP.00.9/685/2010.Seiring berjalannya waktu setelah lembaga STAIN PEKALONGAN beralih status menjadi IAIN PEKALONGAN, HMPS PAI akan mengikuti perubahan tersebut dengan berganti nama menjadi HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusa) PAI.

Catatan Pengangguran Terdidik

Pengangguran Terdidik??
By: Khoiruzadi

LULUS kuliah dan menjadi sarjana ternyata bukan jaminan bisa langsung memperoleh pekerjaan yang diinginkan. Bahkan lulusan jurusan favorit pun tak luput dari yang namanya kesulitan dalam memperoleh pekerjaan, hal itu juga tidak selalu menjadi tiket yang mujarab untuk lolos dari status penganggur terdidik.
Di media massa, setiap hari memang selalu muncul iklan lowongan kerja yang menawarkan kesempatan berkarir bagi pencari kerja, terutama para sarjana dengan kualifikasi kompetensi tertentu. Tetapi, ironisnya, dari berbagai persyaratan dan kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan, umumnya tidak banyak yang bisa dipenuhi para pencari kerja. Karena itu, yang terjadi kemudian tetap saja daftar jumlah pencari kerja terus bertambah. Lowongan kerja yang senantiasa mensyaratkan penguasaan bahasa asing (terutama bahasa Inggris), indeks prestasi lulusan minimal 3, dan lain-lain sering menjadi kendala tersendiri yang memperkecil peluang para pencari kerja terdidik untuk dapat terserap dalam dunia pekerjaan.
Data BPS 2015 melaporkan, dari 7,56 juta penganggur di Indonesia sampai Agustus 2015, ternyata paling banyak didominasi oleh sekolah menengah kejuruan, kemudian disusul sekolah menengah atas (SMA), kemudian lulusan diploma dan sarjana.. Badan Pusat Statistik (BPS) menguraikan, jumlah lulusan diploma dan sarjana yang menganggur masing-masing 7, 54 persen dan 6,40 persen. Secara keseluruhan, di Indonesia jumlah penganggur pada Agustus 2015 mencapai 7,56 juta orang atau 6,84 persen dari total angkatan kerja.
Terlepas apa pun faktor penyebabnya, fenomena sarjana yang menganggur dan banyaknya penganggur usia muda yang produktif adalah salah satu isu di bidang ketenagakerjaan yang membutuhkan perhatian ekstra. Sebab, mereka hanya menambah panjang daftar jumlah penganggur yang sudah berjubel sebelumnya. Seperti diketahui, ketika kondisi sektor riil masih lesu dan investasi yang masuk belum terlalu menggembirakan, bahkan sebagian industri yang sudah ada di tanah air dilaporkan telah hengkang ke Vietnam dan Tiongkok, salah satu ancaman serius yang dihadapi pemerintah adalah kemungkinan timbulnya ledakan penganggur terdidik.
Di atas kertas, kesempatan kerja bagi lulusan perguruan tinggi secara teoretis seharusnya cenderung lebih terbuka. Dengan begitu, tingkat penganggur dari kelompok tersebut cenderung lebih kecil daripada kelompok yang berpendidikan lebih rendah. Namun, kesempatan kerja itu akan menyempit seiring dengan meningkatnya jumlah lulusan dari tingkat pendidikan yang lebih tinggi (Keyfitz, 1986).
Fakta di lapangan sering memperlihatkan bahwa proporsi terbesar dari para penganggur adalah mereka yang memiliki pendidikan lebih tinggi. Kritik yang sering dilontarkan adalah lembaga pendidikan di Indonesia dinilai tidak dapat mencetak lulusan yang siap pakai, ada ketidaksesuaian (mismatch) antara output pendidikan dan tuntutan perkembangan ekonomi, serta kualitas lulusan tidak cocok dengan kebutuhan dunia usaha. Pendidikan yang lebih tinggi kebanyakan menyebabkan anak muda justru menolak untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan dengan sistem manual, termasuk pekerjaan di sektor pertanian yang dinilai kurang sesuai dengan tingkat pendidikan mereka. Kalangan terdidik, khususnya lulusan PT, cenderung mencari pekerjaan di sektor jasa. Padahal, pertumbuhan kesempatan kerja di sektor jasa tidak mampu mengimbangi pertumbuhan angkatan kerja terdidik.
Di berbagai daerah, khususnya perkotaan, ditemui banyak pemuda yang memilih menganggur daripada melakukan pekerjaan yang dianggap tidak sesuai dengan tingkat pendidikan dan gaji yang diterima juga dinilai terlalu rendah. Gejala itu terutama terlihat pada kalangan lulusan PT yang secara ekonomi mapan dan belum berkeluarga. Mereka biasanya lebih memilih sementara waktu menganggur karena keluarganya mampu mencukupi kebutuhannya sampai menemukan pekerjaan yang dianggap sesuai dengan tingkat pendidikannya.
Studi yang dilakukan penulis (2015) terhadap 50 sarjana yang menganggur menemukan, karena kualifikasi keahlian yang dimiliki dan kebutuhan pasar tenaga kerja acap mismatch, jumlah sarjana penganggur pun dari waktu ke waktu terus bertambah. Bahkan, tidak sedikit sarjana yang termasuk dalam kelompok penganggur yang disebut discourage unemployment (penganggur putus asa), yakni penganggur sudah bertahun-tahun mencari kerja tapi tanpa hasil karena faktor demand for labor dan supply for labor yang makin tidak seimbang.
Sebuah keluarga yang sudah habis-habisan membiayai kuliah anaknya sampai lulus terpaksa menjual sebagian lahannya dan tak jarang pula utang ke sana-kemari untuk biaya kuliah anaknya. Ternyata, anaknya yang sudah lulus dan menjadi sarjana itu tak kunjung memperoleh kerja. Sangatlah wajar jika sarjana yang menganggur seperti itu menjadi frustrasi, putus asa, dan lantas menjadi penganggur abadi.
Di luar arti penting komitmen politis dan dukungan dana untuk membiayai pelaksanaan program penanganan penganggur terdidik, salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan dalam upaya penanganan penganggur terdidik adalah persoalan substansi program yang digulirkan dan strategi yang seharusnya dikembangkan untuk menjamin efektivitas pelaksanaan program itu.
Secara garis besar, arah kebijakan dan upaya penanggulangan masalah penganggur terdidik seyogianya mencakup empat hal pokok.
Pertama, bagaimana mendorong pengembangan dan pertumbuhan kesempatan kerja baru bagi para pencari kerja atau penganggur terdidik, baik lewat program-program pemerintah maupun multiplier effect dari kegiatan investasi swasta.
Kedua, bagaimana meningkatkan kualitas dan posisi tawar para pencari kerja, termasuk penganggur terdidik yang berminat mencari kerja di luar negeri agar mereka dapat lebih berdaya serta sesuai dengan kebutuhan pasar kerja yang ada.
Ketiga, bagaimana membantu dan memfasilitasi pengembangan usaha mandiri para penganggur terdidik, terutama di sektor UMKM.

Keempat, lebih dari sekadar program pelatihan untuk meningkatkan kualitas dan kadar keberdayaan SDM pencari kerja yang terdidik, yang dibutuhkan adalah substansi program pelatihan yang benar-benar dapat dijadikan modal sosial untuk menyiasati dan mencuri celah pasar yang sangat kompetitif. Diakui atau tidak, selama ini berbagai kegiatan pelatihan yang dikembangkan BLK maupun lembaga kursus swasta alam masih belum mampu menjawab tantangan dan kebutuhan pasar kerja yang ada.

Catatan Pendidikan Berbudaya

PENDIDIKAN Yang Berbudaya
By: Khoiruzadi

TIDAK terasa Republik Indonesia sudah berusia 71 tahun. Sebuah perjalanan panjang bangsa. Membangun kejayaan bangsa yang semakin lama semakin redup tergerus arus globalisaasi. Jati diri bangsa semakin luntur. Perubahan terjadi di segala bidang termasuk  pendidikan. Jika kita tidak mampu mengelola perubahan itu dengan baik, maka secara otomatis kita akan terpengaruh. Perubahan tersebut adalah mengenai tujuan pendidikan kita.
Pendidikan di Indonesia atau yang biasa disebut Pendidikan Nasional merupakan pendidikan berwawasan pancasila yang berakar pada nilai agama, budaya dan peka terhadap perkembanagan zaman. Sebagaimana tercantum dalam UU sistem Pendidikan Nasional Nomor 2 tahun 2003 bahwa fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak, serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta tanggung jawab.
Sedangkan menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan merupakan upaya untuk memajukan perkembangan budi pekerti yang terintegrasi (batin, intelegensi, dan tubuh) untuk memajukan kesempurnaan hidup selaras alam dan masyarakat. Di sini dapat dimengerti bahwa pendidikan dan kebudayaan merupakan dua mata rantai yang tidak bisa dipisahkan.
Tetapi pada kenyataannya, pendidikan selalu dikaitkan dengan keberhasilan dan kesuksesan. Orang berlomba-lomba untuk menempuh pendidikan yang tinggi untuk mencari pekerjaan yang layak. Punya rumah besar, mobil mewah dan harta melimpah. Agaknya ini yang membuat karakter bangsa mulai luntur. Mereka mengagung-agungkan kecerdasan yang mereka miliki. Mereka menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Tak jarang kita temui para elite politik dan cendikiawan melakukan korupsi dengan sadar dan tanpa malu sedikit pun.
Lalu apa yang salah dari bangsa Indonesia? Secara umum tampaknya tidak ada masalah bahkan bangsa ini cukup banyak menampilkan orang orang yang cerdik dan pandai. Manusia Indonesia tidak bermasalah dengan IQ dan otaknya, tetapi tampaknya tidak demikian dengan hati nurani yang mencerminkan karakter dan jati dirinya. Karakter bangsa Indonesia yang terkenal ramah tamah, sopan santun dan gotong royong berubah menjadi penampilan preman yang bengis dan beringas yang tega pada sesamanya, yang tidak peduli lagi dengan nasib bangsanaya.
"When Character is lost, everything is lost," demikianlah pesan pepatah bijak, bahwa korupsi di negeri ini bukan dilakukan oleh mereka yang tidak berpendidikan, bukan pula oleh mereka yang tidak beragama, dan bukan pula oleh mereka yang tidak mempunyai kedudukan, tetapi oleh mereka yang tidak mempunyai karakter lagi. Pendidikan boleh tinggi, kedudukan boleh terhormat, tetapi apabila mereka tidak mempunyai karakter yang baik, maka akan menjadi sia-sia.
Pendidikan di Indonesia adalah pendidikan yang berbudaya, bukan pendidikan yang kapitalis. Pendidikan di Indonesia mencetak generasi yang cerdas dan mempunyai karakter yang baik. Tujuan pendidikan kita adalah membudayakan manusia. Maka, tujuan pendidikan nasional memang tidak bisa tidak adalah untuk membudayakan manusia Indonesia sesuai dengan nilai nilai budayanya sendiri, sesuai dengan karakter dan jati dirinya.

Pendidikan yang berbudaya sebaiknya diterapkan sejak dini, ketika anak mulai masuk sekolah dasar. Pendidikan yang berbudaya bertujuan untuk membentuk karakter sejak dini. Pendidikan yang berbudaya misalnya mengajarkan pendidikan karakter yang baik. Nilai-nilai pendidikan karakter tersebut adalah jujur, religius, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demoktratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Sehingga, dengan adanya pendidikan berbudaya, diharapkan dapat mencetak generasi yang cerdas dan mempunyai watak baik serta berakhlakul karimah.

Catatan Kuliah or Organisasi

KULIAH atau ORGANISASI
by: Maulana Ainul Yaqin-kun

Wow… ini piihan atau sebuah keharusan yang harus dipilih? Tentunya ini merupakan sesuatu yang harus dipilih dan dijalani oleh setiap mahasiswa. Kenapa tidak…? Sebagai mahasiswa atau pelajar di sebuah Perguruan Tinggi harus melaksanakan perkuliahan karena itu memang sudah menjadi sebuah kewajiban ataupun atuaran yang telah ditetapkan oleh setiap perguruan tinggi. Lalu bagaimana dengan organisasi..?
Istilah wadah untuk sekumpulan orang-orang yang memiliki tujuan yang sama ini telah lama lahir dan sangat diakui keberadaannya terutama pada kalangan masyarakat. Hmm…. Kenapa tidak mahasiswa yang mendapat gelar sebagai Aktivis kampus pasti sering sekali terjun di masyarakat sebagai bentuk sebuah pengabdian.
Berbicara organisasi diperguruan tinggi pasti tak lepas dari peran mahasiswa sebagai agent of change yaitu sebagai pembawa perubahan. Mahasiswa yang tergabung dalam sebuah organisasi pasti memiliki softskill yang lebih dibanding mahasiswa umum yang tidak berorganisasi sama sekali. Dari segi intelektual, public speaking, dan sosialnya. Hal tersebut tidak dipungkiri lagi karena didalam organisasi memang sudah dilatih untuk hal tersebut. Lalu bagaimana hubungan kuliah dengan organisasi? Banyak persepsi bahwa organisasi mengganggu kuliah?
 Pasti ada hubungan dari keduanya tapi jika organisasi mengganggu kuliah, itu malah kebalikan deh. Bisa dirasakan sendiri dan diperhatikan sendiri di perkuliahan pasti tampak perbedaan antar mereka yang berorganisasi dengan tidak. Dari segi penyampaian dan wawasan. Diorganisasi itu salah satu wadah untuk belajar, nhaa aplikasinya di perkuliahan. Dan perlu diketahui ilmu yang kita dapat dari perkuliahan hanya 40% dan 60% lagi didapat dari luar. Artinya bisa dikatakan 60% didapat dari berorganisasi dan aktivitas luar lainnya selain di perkuliahan. Kalau tidak percaya bisa buktikan sendiri ok. Ingat gaes lulus dengan nilai baik belum tentu mengantarkan kita pada keberhasilan berkarir. Tapi kualitas skill kitalah yang akan menjadikan nilai baik dan mengantarkan pada kesuksesan berkarir. J


Hukum Bacaan Al-Qomayiyah dan As-syamsiyah

Pengertian Hukum Al Syamsiyah beserta Contoh
Pengertian Al Syamsiyah adalah “Al” atau alif lam yang dirangkai dengan kata benda (isim) yang diawali dengan salah satu dari huruf-huruf syamsiyah. Kalau secara bahasa Syamsiah artinya matahari. dan cara membaca Al Syamsiyah yaitu dengan memasukkan (mengidghamkan) “Al” (lam sukun) ke huruf-huruf syamsiyah sehingga bacaan lam sukunnya hilang dan lebur ke dalam huruf syamsiyah yang mengikutinya. Karena membacanya dengan diidghamkan, maka hukum bacaan “Al” Syamsiyah sering juga disebut dengan Idgham Syamsiyah ( إِدْغَامْ شَمْسِيَّةْ )
Jumlah huruf syamsiyah itu ada 14 huruf, yaitu huruf-huruf hijaiyah selain huruf-huruf qamariyah (seperti di bawah), yakni ط ث ص ر ت ض ذ ن د س ظ ز ش ل. dan contoh Al Syamsiyah adalah  التَّكَاثُرُ     اَ لثُّلُثُ    اَلدّ َهْرُ   اَلذِّ ْكُر
Pengertian Hukum Al Qamariyah beserta Contoh
Pengertian Al Qamariyah adalah “Al” yang dirangkai dengan kata benda (isim) yang diawali dengan salah satu dari huruf-huruf qamariyah. Qamariyah artinya seperti Bulan. Cara membaca “Al” Qamariyah harus jelas (izhhar), yakni tetap kelihatan bacan lam sukunnya. Karena itulah hukum bacaan “Al” Qamariyah sering disebut dengan Izhhar Qamariyah (إِظْهَارْ قَمَرِيَّةْ)
Jumlah huruf qamariyah itu ada 14 huruf, seperti terangkum dalam rangkaian huruf atau kalimat: yaitu huruf-huruf ( ا ب غ ح ج ك و خ ف ع ق ي م ه ). Contohnya adalah اَلْاَحَدُ    اَلْحَمْدُ    اَلمَقَابِرُ     اَلْيَقِيْنِ     اَلهُدَى
4 Perbedaan antara Al Syamsiyah dan Al Qamariyah
No
Al Syamsiyah
Al Qamariyah
1.
Pada alif Lam syamsiah terdapat tanda tasyidَّ
Pada alif lam Qomariyah terdapat tanda sukun / mati
2.
Huruf اَلْ pada Alif lam Syamsiah tdk dibaca al melainkan lebur kedalam huruf didepanya
Huruf l اَلْ pada Al Qomariyah dibaca al ( jelas al nya )
3.
Didepan Huruf اَلْ terdapat huruf syamsiah
Didepan Huruf اَلْ terdapat huruf al qomariyah
4.
Hurufnya ada 14 yaitu ط ث ص ر ت ض ذ ن د س ظ ز ش ل
Hurufnya ada 14 yaitu ا ب غ ح ج ك و خ ف ع ق ي م


Akhlak Terpuji

TAWAKKAL
Pengertian Tawakkal
Kata tawakkal berasal dari bahasa Arab yang artinya pasrah dan menyaerah. Secara istilah, tawakkal berarti sikap pasrah dan menyerah terhadap hasil suatu pekerjaan atau usaha dengan menyerahkan sepenuhnya kepada Allah SWT .
Tawakkal dapat diberi pengertian berserah diri kepada Allah SWT setelah semua proses pekerjaan atau amalan lain sudah dilakkan secara optimal.  Tawakkal harus dilakukan setelah ada usaha dan kerja keras dengan menerahkan segala kemampuan yang dimiliki. Akan tetapi, ketika seseorang belum berusaha  secara optimal untuk mencapai suatu angan atau cita-citanya, kemudian ia pasrah atau berserah diri, maka orang tersebut belum dapat dikatakan tawakkal.
Serahkan semua urusan hanya kepada Allah SWT, jangan menggantungkan sesuatu kepada selain Allah. Sebab, hanya Allah-lah yang mempunyai kekuasaan atas segala sesuatu. Segaloa usaha dan kerja keras tidak akan berarti apa-apa, jika Allah tidak menghendaki keberhasilan ats usaha itu. Manusia boleh berharap dan harus terus berusaha dengan seganap daya upaya, namun jangan lupa bahwa manusia tidak dapat menentukan suatau usaha itu berhasil atau gagal.
Dengan demikain, tawakkal dilakukan sesuai dengan aturan yang benar, sehinga tidak ada penyimpangan akidah dan keyakinan dari perbuatan tawakkal yang salah.
Perintah Bertawakal
Tawakal kepada Allah termasuk perkara yang diwajibkan dalam Islam. Allah berfirman dalam surat Ali-Imran ayat 159, yang artinya “Maka disebabkan rahmat Allah-lah kamu berlaku lemah membut terhadap mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu, karena itu maafkanlah mereka dan bermusawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah, Sungguh Allah mencintai orang yang bertawakal”.
Dan dalam surat al-Maidah ayat 23 yang artinya “…dan bertawakallah kamu hanya kepada Allah, jika kamu orang-orang yang beriman
Bentuk-bentuk Bertawakal
Sebagai muslim kita harus mengenali bentuk-bentuk perilaku tawakkal, agar kelak dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-sehari, di antaranya sebagai berikut :
a.         Melakukan sesuatu atas dasar niat ibadah kepada Allah SWT.
b.         Tidak menggantungkan keberhasilan suatu usaha kepada selain Allah SWT.
c.         Bersikap pasrah dan siap menerima apa pun.
d.        Tidak memaksakan kehendak atau keinginan kepada siapa pun dan pihan mana pun.
e.         Bersikap tegar dan tenang, baik dalam menerima keberhasilan maupun kegagalan.
Contoh :
1.      Rajin belajar dan tawakal dengan berdoa kepada Allah akan menghasilkan kemudahan dalam mengerjakan soal.
2.      Ayah dan Ibu Ahmad adalah petani kecil. Ia sangat mendambakan agar Ahmad kelak menjadi anak saleh yang cerdas. Sebagai muslim dan muslimat yang taat beragama, setiap hari mereka selalu berdoa dan bertawakal kepada Allah semoga keluarganya hidup tentram di bawah ridho Allah.
Dampak Positif Tawakal
a.       Memperoleh kepuasan batin karena keberhasilan usahanya mendapat ridho Allah.
b.      Memperoleh ketenangan jiwa karena dekat dengan Allah yang mengatur segala-galanya.
c.       Mendapatkan keteguhan hati.
Membiasakan Diri Berperilaku Tawakal
Manusia harus sadar dirinya lemah, terbukti sering mengalami kegagalan. Keberhasilan usaha manusia ada pada kuasa dan kehendak Allah semata-mata. Oleh sebab itu, manusia harus mau bertawakal kepada Allah setelah melakukan usaha secara sungguh-sungguh. Orang yang tawakal berarti menunggu keberhasilan usahanya. Oleh sebab itu, pada waktu tawakal hendaknya memperbanyak doa kepada Allah agar usahanya berhasil baik.

IKHTIAR
Pengertian Ikhtiar
Kata ikhtiar berasal dari bahasa Arab (ikhtara-yakhtaru-ikhtiyaaran) yang berarti memilih. Ikhtiar diartikan berusaha karena pada hakikatnya orang yang berusaha berarti memilih.
Adapun menurut istilah, berusaha dengan mengerahkan segala kemampuan yang ada untuk meraih suatu harapan dan keingina yang dicita-citakan, ikhtiyar juga juga dapat diartikan sebagai usaha sungguh-sungguh yang dilakukan untuk mendapatkan kebahagiaan hidup, baik di dunia maupun di akhirat.
Perintah untuk Berikhtiar
Dalil-dalil yang mewajibkan kita berikhtiar, antara lain :
a.    Surat al-Jumu’ah ayat 10
Yang artinya :”Apabila salat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi, carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung”.
b.    H.R. al-Bukhori nomor 1378 dari Zubair bin Awwam r.a
Yang artinya : “Sungguh, jika sekiranya salah seorang diantara kamu membawa talinya(untuk mencari kayu bakar), kemudian ia kembali dengan membawa seikat kayu di atas punggungnya, lalu ia jual sehingga Allah mencukupi kebutuhannya(dengan hasil itu) adalah lebih baik daripada meminta-minta kepada manusia, baik mereka(yang diminta) member atau menolaknya”.
Bentuk-bentuk Ikhtiar
Sebagai muslim kita harus mengenali bentuk-bentuk perilaku ikhtiar, agar kelak dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-sehari, di antaranya sebagai berikut :
1.    Mau bekerja keras dalam mencapai suatu harapan dan cita-cita.
2.    Selalu bersemangat dalam menghadapi kehidupan.
3.    Tidak mudah menyerah dan putus asa.
4.    Disiplin dan penuh tanggung jawab.
5.    Giat bekerja dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup.
6.    Rajin berlatih dan belajar agar bisa meraih apa yang diinginkannya.
Dampak Positif Ikhtiar
Banyak nilai positif yang terkandung dalam perilaku ikhtiar, di antaranya sebagai berikut :
1.    Terhindar dari sikap malas.
2.    Dapat mengambil hikmah dari setiap usaha yang dilakukannya.
3.    Memberikan contoh tauladan bagi orang lain.
4.    Mendapat kasih sayang dan ampuna dari Allah SWT.
5.    Merasa batinnya puas karena dapat mencukupi kebutuhan hidupnya.
6.    Terhormat dalam pandangan Allah dan sesame manusia karena sikapnya.
7.    Dapat berlaku hemat dalam membelanjakan hartanya.
Membiasakan Diri Berikhtiar
Sikap perilaku ikhtiar harus dimiliki oleh setiap muslim agar mampu menghadapi semua godaan dan tantangan dengan kerja keras dan ikhtiar. Untuk itu hendaklah perhatikan terlebih dahulu beberapa hal berikut :
1.    Kuatkan iman kepada Allah SWT.
2.    Hindari sikap pemalas.
3.    Jangan mudah menyerah dan putus asa.
4.    Berdo’a kepada Allah agar diberi kekuatan untuk selalu berikhtiar.
5.    Giat dan bersemangat dalam melakukan suatu usaha.
6.    Tekun dalam melaksanakan tugas, Pandai-pandai memanfaatkan waktu.
7.    Tidak mudah putus asa, selalu berusaha memajukan usahanya.

SABAR
Pengertian Sabar
Menurut bahasa, sabar artinya tabah,tahan uji. Sabar berarti tahan menderita sesuatu, tidak lekas marah, tidak lekas patah hati, dan tidak lekas putus asa.
Adapun menurut istilah, sabar ialah kondisi ental seseorang yang mampu mengendalikan hawa nafsu yang ada dalam dirinya. hawa nafsu di sini mengandung arti sangat luas, misalnya amarah, ambisi, serakah, tergesa-gesa, dan sebagainya. Oleh karena itu, orang yang sabar adalah orang yang mampu mengendalikan hawa nafsunya. Sabar merupakan salah satu akhlak terpuji dan kunci untuk mendapatkan ketentraman dan kebahagiaan hidup.
Kesabaran merupakan salah satu ciri mendasar orang yang bertaqwa kepada Allah SWT. Bahkan sebagian ulama mengatakan bahwa kesabaran merupakan setengahnya keimanan. Sabar memiliki kaitan yang tidak mungkin dipisahkan dari keimanan: Kaitan antara sabar dengan iman, adalah seperti kepala dengan jasadnya. Tidak ada keimanan yang tidak disertai kesabaran, sebagaimana juga tidak ada jasad yang tidak memiliki kepala.
Namun kesabaran adalah bukan semata-mata memiliki pengertian "nrimo", ketidak mampuan dan identik dengan ketertindasan. Sabar sesungguhnya memiliki dimensi yang lebih pada pengalahan hawa nafsu yang terdapat dalam jiwa insan. Dalam berjihad, sabar diimplementasikan dengan melawan hawa nafsu yang menginginkan agar dirinya duduk dengan santai dan tenang di rumah. Justru ketika ia berdiam diri itulah, sesungguhnya ia belum dapat bersabar melawan tantangan dan memenuhi panggilan ilahi.
Sabar juga memiliki dimensi untuk merubah sebuah kondisi, baik yang bersifat pribadi maupun sosial, menuju perbaikan agar lebih baik dan baik lagi. Bahkan seseorang dikatakan dapat diakatakan tidak sabar, jika ia menerima kondisi buruk, pasrah dan menyerah begitu saja. Sabar dalam ibadah diimplementasikan dalam bentuk melawan dan memaksa diri untuk bangkit dari tempat tidur, kemudian berwudhu lalu berjalan menuju masjid dan malaksanakan shalat secara berjamaah. Sehingga sabar tidak tepat jika hanya diartikan dengan sebuah sifat pasif, namun ia memiliki nilai keseimbangan antara sifat aktif dengan sifat pasif.
Macam-macam Sabar
Iman al-Gazali membagi kesabaran menjadi tiga macam, yaitu :
1.         Sabar dalam ketaatan, yaitu melaksanakan tugas atau kewajiban dengan ikhlas.
2.         Sabar dalam menghadapi musibah, yaitu tabah atau kuat hati saat menerima cobaan hidup.
3.         Sabar dari maksiat, yaitu rela meninggalkan perbuatan maksiat dan tidak menyesal atau iri apabila melihat orang lain dapat bersenang-senang dalam maksiat.
Perintah untuk Bersabar
1.        Sabar dalam Ketaatan, dalam firman Allah, surat Ali-Imran ayat 200
2.        Sabar dalam Musibah, dalam Firman Allah surat al-Baqarah ayat 155-156
3.        Sabar dari Maksiat, dalam firman Allah surat an-Nahl ayat 126-127
4.        Dari Suhaib ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh menakjubkan perkaranya orang yang beriman, karena segala urusannya adalah baik baginya. Dan hal yang demikian itu tidak akan terdapat kecuali hanya pada orang mu'min: Yaitu jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan yang terbaik untuknya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya." (HR. Muslim)
Bentuk-bentuk atau Contoh Sikap Sabar
Sebagai muslim kita harus mengenali bentuk-bentuk perilaku sabar, agar kelak dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-sehari, di antaranya sebagai berikut :
a)        Bersabar dalam hal belajar untuk meraih cita-cita dan harapan
b)        Sabar ketika diejek oleh teman-teman, karena kesabaran akan membawa hasil yang positif.
c)        Tidak mudah emosi atau marah.
d)       Tidak tergesa-gesa.
e)        Menerima segala sesuatu dengan kepala dingin.
f)         Tidak mudah menyalahkan orang lain.
g)        Selalu berserah diri kepada Allah SWT.
Dampak Positif Sikap Sabar
Banyak nilai positif yang terkandung dalam perilaku sabar, di antaranya sebagai berikut:
1.         Terhindar dari bencana dan mala petaka yang disebabmkan oleh nafsu.
2.         Melatih diri mengendalikan hawa nafsu.
3.         Disayang oleh Allah.
4.         Memiliki emosi yang stabil
5.         Memiliki harapan akan masuk ke surge sesuai janji Allah da;am surat al-Baqarah ayat 155
6.         Berhasil mengembalikan persaudaraan yang hamper rusak.
Membiasakan Diri Bersikap Sabar
a.         Selalu ingat bahwa marah tidak dapat menyelesaikan masalah
b.        Memperbanyak bergaul dengan teman-teman yang baik, berakhlak mulia
c.         Membatasi diri dan bersikap-hati-hati dalam bergaul dengan teman yang berwatak keras dan kasar.
d.        Hindari bergaul dengan orang-orang yang berperilaku tidak menyenangkan.
e.         Hadapi segala sesuatu dengan tenang.
f.         Hindari sifat tergesa-gesa.

SYUKUR
Pengertian Syukur
Syukur berasal dari bahasa Arab yang berarti berterima kasih. Menurut istilah, bersyukur adalah berterima kasih kepada Allah atas karunia yang dianugerahkan kepada dirinya.
Apabila direnungkan secara mendalam, ternyata memang banyak nikmat Allah yang telah kita terima dan gunakan dalam hidup ini. Demikian banyaknya sehingga kita tidak mampu menghitungnya.
Hakikat syukur adalah menampakkan nikmat dengan menggunakannya pada tempat dan sesuai dengan kehendak pemberinya. Sedangkan kufur adalah menyembunyikan dan melupakan nikmat.
Pada dasarnya, semua bentuk syukur ditujukan kepada Allah. Namun, bukan berarti kita tidak boleh bersyukur kepada mereka yang menjadi perantara nikmat Allah. Ini bisa dipahami dari perintah Alah untuk bersyukur kepada orang tua yang telah berjasa menjadi perantara kehadiran kita di dunia.
Perintah bersyukur kepada orang tua sebagai isyarat bersyukur kepada mereka yang berjasa dan menjadi perantara nikmat Alloh. Orang yang tidak mampu bersyukur kepada sesama sebagai tanda ia tidak mampu pula bersyukur kepada Alloh swt.
Manfaat syukur akan menguntungkan pelakunya. Allah tidak akan memperoleh keuntungan dengan syukur hamba-Nya dan tidak akan rugi atau berkurang keagungan-Nya apabila hamba-Nya kufur. 
Perintah Bersyukur
Mensyukuri nikmat Allah adalah kewajiban setiap muslim dan muslimat. Dalil-dalil yang mewajibkan bersyukur, diantaranya :
a.    Surat al-Baqarah ayat 152
b.    Surat an-Nahl ayat 114
c.    Surat al-Ankabut ayat 17
d.   Allah berfirman, ''Dan siapa yang bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan siapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Mahakaya lagi Maha Mulia.'' (QS 27: 40)
e.    Nabi bersabda, ''Siapa yang tidak mensyukuri manusia, maka ia tidak  mensyukuri Alloh.'' (HR Tirmidzi). 
f.     Firman Allah SWT, ''Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua ibu-bapakmu, hanya kepada-Kulah kamu kembali.'' (QS 31: 14).
g.    Allah SWT berfirman, ''Dan (ingatlah) tatkala Tuhanmu memaklumkan, 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku sangat pedih'.'' (QS 14: 7).
h.    Allah berfirman, ''Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.'' (QS 16: 18).
i.      ”Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmat kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku),maka pasti azab-Ku sangat berat."(QS.ibrahim : 14)
Bentuk-bentuk Bersyukur
Sebagai muslim kita harus mengenali bentuk-bentuk perilaku syukur, agar kelak dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-sehari, di antaranya sebagai berikut :
1.         Selalu mengucapkan “al hamdulillah” atau terima kasihsetiap kali menerima menukmatan.
2.         Menggunakan apa yang diberikan sesuai dengan kehendak pamberinya.
3.         Menjaga dan merawat dengan baik apa yang telah diberikan.
4.         Menyisihkan sebagian harta kita untuk diserahkan ke baitul mal
5.         Menyisihkan waktunya untuk membantu orang yang belum bisa membaca Al-Quran.
Nilai Positif Bersyukur
Banyak nilai positif yang terkandung dalam perilaku syukur, di antaranya sebagai berikut :
1.        Memperoleh kepuasan batin karena dapat menaati salah satu kewajiban hamba terhadap Allah SWT.
2.        Terhindar dari sifat tamak
3.        Terhindar dari murka Allah SWT.
4.        Mendapat jaminan tambahan nikmat Allah
Membiasakan Diri Bersyukur
1.        Menerima pemberian orang tua dengan senang hati
2.        Memanfaatkan uang untuk membeli hal-hal yang bermanfaat
3.        Tidak boros dalam menggunakan uang

QANA’AH
Pengertian Qonaah
Kata qonaah berasal dari bahasa Arab yang berarti rela, suka menerima yang dibagikan kepadanya. Adapun secara istilah, qonaah adalah sikap menerima semua yang telah dikaruniakan Allah SWT kepada kita. Dapat pula dikatakan bahwa qana’ah ialah sikap perilaku menerima dan menggunakan suatu pemberian Allah sesuai dengan ketentuan Allah dan kebutuhan kita.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kekayaan (yang haqiqi) bukanlah dengan banyaknya harta. Namun kekayaan (yang haqiqi) adalah kekayaan jiwa.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Kekayaan jiwa dalam hadits tersebut adalah Qona’ah. Dalam bahasa jawa sering diartikan sebagai sikap “nerimo”. Bersyukur terhadap apa-apa yang telah diberikan oleh Allah. Terkadang yang diterima oleh manusia menurut ukuran materi jumlahnya sedikit, tetapi sebenarnya nikmat yang diberikan oleh Allah tidak bisa terhitung jumlahnya.
Di kesempatan yang lain rasulullah juga bersabda “Sungguh sangat beruntung orang yang telah masuk Islam, diberikan rizki yang cukup dan Allah menjadikannya merasa puas dengan apa yang diberikan kepadanya.” (HR. Muslim). Islam memberikan jaminan rezeki bagi penganutnya selama mereka taat terhadap perintah-perintah Allah disamping mereka harus Qona’ah terhadap apa-apa yang diberikan Allah untuknya.
Merasa puas terhadap apa yang didapatkan akan menjadikan hati menjadi Qona’ah. Dan orang-orang yang bersikap Qona’ah akan mudah untuk bersyukur pada Allah. Yang kemudian akan diberikan limpahan rahmat lebih banyak lagi karena kesyukurannya tersebut.
Sebenarnya orang fakir itu adalah orang yang tidak pernah mempunyai sifat Qona’ah dalam dirinya. Karena mereka merasa kekurangan terus menerus dalam hidupnya. Tetapi lain halnya dengan hakekat orang yang kaya, Ia selalu merasa puas terhadap apa yang didapatnya sehingga ia bersyukur.Setan selalu menggoda manusia untuk tidak Qona’ah terhadap dunia. Akibatnya manusia selalu merasa kurang terhadap apa yang diberikan oleh Allah. Memang sifat Qona’ah itu tidak jatuh dari langit dengan sendirinya kepada manusia, tetapi harus diasah dan dilatih. Dan hanya dengan sikap sabar bisa menumbuhkan sifat Qona’ah. Sabar untuk selalu berusaha merasa puas terhadap apa yang didapatnya.
Dengan sifat Qona’ah ini, orang akan selalu merasa bersyukur, sehingga mudah baginya untuk berbagi kepada orang lain dan dapat menghilangkan sifat serakah dalam hati. Ni’mat yang digenggamnya tidak ia nikmati sendiri tetapi ia bagikan kepada orang-orang disekitarnya yang membutuhkan. Artinya qana’ah tidak hanya pada waktu rizki yang kita terima sedikit, tetapi pada waktu rizki melimpah pun kita harus tetap qana’ah.
Perintah untuk Bersifat Qonaah
Dalil tentang wajibnya memiliki sifat qonaah, antara lain: dalam surat an-Nisa’ ayat 32 , dimana ayat ini berisi tentang larangan bersikap iri terhadap karunia yang diterima orang lain, sedangkan sikap iri berarti tidak suka melihat orang lain mendapatkan kesenangan
Bentuk-bentuk Qonaah
1.        Selalu ikhlas menerima kenyataan hidup.
2.        Tidak banyak berangan-angan.
3.        Tidak bersikap iri ter hadap kenikmatan yang diterima orang lain.
4.        Sudah cukup merasa senang walaupun ke sekolah dengan berjalan kaki.
5.        Merasa cukup dengan kondisi yang pas-pasan,asalkan mampu menyekolahkan anaknya.
Nilai Positif Qonaah
1.        Terhindar dari sifat tamak
2.        Dapat merasakan ketenteraman hidup karena merasa cukup atas karunia Allah yang dianugerahkan kepada dirinya
3.        Mendapat jaminan tambahan nikmat dari Allah dan terhindar dari ancaman siksa yang berat
4.        Membiasakan Diri Bersifat Qonaah
5.        Sering memperhatikan orang-orang yang lebih miskin daripada kita
6.        Tidak sering memerhatikan orang yang lebih kaya agar kita tidak merasa kurang
7.        Membiasakan diri berlaku hemat.
8.        Biasakan bersikap ikhlas.

9.        Hindari kebiasaan berangan-angan.